Kamis, 28 Januari 2010

Gastroentritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi tiap penduduk agar dapat menunjukkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan rohani, sosial dan bukan hanya keadaan bebas penyakit, kecacatan dan kelemahan (Depkes RI 1986).

Berdasarkan pengertian sehat diatas maka penulis menjadikan dasar dalam pembuatan asuhan keperawatan. Supaya dengan adanya karya tulis tentang kesehatan maka pengetahuan masyarakat akan bertambah, dan asuhan keperawatan ini penulis mengambil kasus tentang Gastroentritis karena penyakit Gastroentritis sering ditemukan pada anak dan bayi.

Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare di Indonesia mencapai 195 per 1000 penduduk dan angka ini merupakan angka tertinggi diantara negara-negara lain. Diare juga masih merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam tetapi angka angka morbiditas masih cukup tinggi. Penanganan diare secara baik selama ini membuat angka kematian akibat diare dalam 20 terakhir menurun tajam.

Selain itu yang dijadikan dasar penulis mengambil kasus ini adalah karena penyakit Gastroentritis adalah suatu penyakit yang merupakan salah satu penyebab yang diderita oleh bayi dan anak-anak.

Dalam pengambilan kasus ini diharapkan klien dengan kasus Gastroentritis di RS/PKU Muhammadiyah Kroya Cilacap bisa teratasi dari klien 34 selama bulan April dan Maret biasa menurun setelah dilakukan tindakan keperawatan dan diharapkan pengetahuan masyarakat khususnya di Kroya (Cilacap) tentang penyakit Gastroentritis lebih bertambah. Dengan demikian bahaya cara penanggulangan serta pencegahannya dapat diketahui.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan antara lain sebagai berikut :

1. Apa pengertian penyakit Gastroentritis

2. Apa etiologi Gastroentritis

3. Apa manifestasi klinis Gastroentritis

4. Bagaimana cara penyebaran penyakit Gastroentritis

5. Bagaimana cara penatalaksanaan Gastroentritis

6. Bagaimana cara pencegahan Gastroentritis

C. Ruang Lingkup

Dalam pembuatan Asuhan Keperawatan ini penulis memperoleh sumber dari observasi yang dilakukan secara langsung di Ruang A2 tanggal 28 April 2009 di RS/PKU Muhammadiyah Kroya Cilacap.

D. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dan relevan untuk menerapkan teori yang didapat di kampus untuk mempelajari yang lebih dalam secara langsung pada klien Gastroentritis di Ruang A2 pada tanggal 28 April 2009 di RS/PKU Muhammadiyah Kroya Cilacap.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit Gastroentritis.

b. Untuk asuhan keperawatan secara langsung pada klien An.E dengan diagnosa diare di Ruang A2.

c. Untuk mengetahui lebih jelas gambaran tentang perawatan pada penderita Gastroentritis.

d. Untuk dapat mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan dengan diagnosa yang lebih dini.

e. Klien dapat merasa aman dan nyaman dan penyakit yang diderita dapat sembuh dan tidak terulang lagi.

f. Untuk mempermudah tindakan pengobatan.

g. Dapat membuat cairan perkembangan sehingga mengetahui keadaan pasien secara lebih detail.

E. Metode Penulisan

Laporan Akhir ini merupakan laporan khusus dengan pendekatan proses keperawatan. Adapun dalam pengumpulan laporan akhir penulis menggunakan metode :

1. Wawancara

a. Auto Anamnesa (Metode yang dilakukan secara langsung kepada pasien)

Penulis melakukan interview secara langsung kepada pasien dan menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan saat ini oleh klien.

b. Allo Anamnesa (Metode yang dilakukan secara langsung kepada keluarga)

Penulis melakukan interview secara langsung kepada keluarga pasien (ibu pasien) dengan menunjukkan aktifitas yang sering dilakukan pasien.


2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan antara lain.

a. Inspeksi (melihat)

Adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis. Fokus inspeksi pada bagian tubuh.

b. Palpasi (meraba)

Adalah suatu teknik yang menggunakan indra peraba.

c. Auskultasi (mendengar)

Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.

d. Perkusi (ketukan)

Adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara.

3. Studi Pustaka

Teknik pengambilan data dengan pembelajaran pada buku-buku pendukung.


BAB II

URAIAN TEORISTIK

A. Definisi

Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada usus dan lambung yang memberikan gejala diare dengan atau disertai muntah (Sowden et all, 1996).

Gastroentritis adalah buang air besar yang tidak normal/bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI, 1965).

Gastroentritis adalah inflamasi pada daerah usus dan instesternal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus parasit yang patogen (Whaley dan Wong’s, 1995).

Gastroentritis adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja) dengan tinja berbentuk cair/setengah padat. Dapat disertai frekuensi yang meningkat (WHO, 1980).

Gastroentritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan makanan (Mar Lenan Mayers).

Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri virus dan parasit yang patogen.

B. Etiologi

Menurut Ngastiyah (1997); penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Enternal

Merupakan penyebab utama diare pada anak yang meliputi : infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackiel, adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit cacing (ascaris, trichuris oxyuris), protozoa (entamoebahistolutica, giardia lambha, tricchomonas homunis), jamur (canida albicous).

b. Infeksi Parenteral

Adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Otitis Media Akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringitis bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 (dua) tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat, lemak dan protein.

3. Faktor Makanan

Makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.

4. Faktor Psikologis

a. Rasa takut cemas

Menurut Naroen NS, Suraatmaja dan PO Ansil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi penyebab diare akut dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu :

1) Diare Sokresi (Secretory Diarrhoe), disebabkan oleh

a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti sigella, salmonela.e.coli, golongan vibrid.b.cereus, clostrrdrumpervarings, comperastaltik usus halus yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan syaraf (hawa dingin, alergi, dsb).

b) Defisiensi imun terutama SIGA (Secretory Imonolbulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.

2) Diare Osmotik (Osmotik Diarrhoea), disebabkan oleh

a) Malabsorbsi makanan : karbohidrat, lemak (lcr), protein, vitamin dan mineral.

b) Kurang kalori protein.

c) BB lahir rendah dan BB baru lahir

C. Patofisiologi

1. Penyebab utama diare adalah gangguan osmotik. Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh usus akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga sis, isis rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Diare juga terjadi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan kemudian diare timbul karena peningkatan rongga usus.

Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul yang berlebihan yang selanjutnya adpat menimbulkan diare.

2. Pathway


D. Tingkat Dehidrasi

Tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut

1. Dehidrasi Ringan

Kehilangan cairan 2-5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.

2. Dehidrasi Sedang

Kehilangan 5-8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok, nadi cepat dan dalam.

3. Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8-10 % dari berat badan dengan gambaran klinis seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai siunotis.

E. Manifestasi Klinis

1. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

2. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh makin meningkat, nafsu makan berkurang.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4. Daerah anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyak asam laktat.

5. Ada tanda gejala dehidrasi, turgor kulir jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.

7. Deuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

F. Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Renjatan hipovolemik

3. Kejang

4. Bakterimia

5. Malnutrisi

6. Hipoglikemia

7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa lambung.

G. Penatalaksanaan

1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberian

a. Cairan peroral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan kebutuhan cairan : 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% dan 1 bagian NaHCO3 1½ %).

2. Pengobatan diaterik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan :

a. Asi, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.

b. Makanan setengah padat (bubur/makanan padar, nasi tim)

c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan, misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.


H. Perawatan

1. Perawatan di Rumah Sakit

a. Memberikan makanan yang tidak pedas, asam

b. Memberi kenyamanan

c. Memberikan teraphy dari dokter

2. Perawatan di rumah

a. Menjaga kebersihan

b. Memperhatikan pola makan

I. Pencegahan

Menghindari makanan yang pedas, terlalu masam dan bergas.

J. Asuhan Keperawatan

1. Pengertian

Asuhan Keperawatan adalah bantuan bimbingan penyuluhan, pengawasan dan perlindungan yang diberikan perawat dalam memenuhi kebutuhan giopsikososial, cultural dan spiritual pasien (H. Lismidan, 1998).

2. Tujuan

Untuk membantu proses penyembuhan klien yang menderita Gastroentritis secara menyeluruh terpadu, merata dan terata.

3. Sasaran

Sasaran ditujukan pada semua klien yang menderita Gastroentritis.

4. Proses

Proses penelitian kasus penulis menerapkan acuan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, rumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

a. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dan proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang diagnosa penyakit Gastroentritis. Agar dapat mengidentifikasi mengenai masalah-masalah kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.

2) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.

3) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekuensi BAB yang berlebihan.

4) Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang tentang informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.

6) Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua.

K. Intervensi

Intervensi adalah rencana tindakan yang akan dilakukan oleh perawat untuk mengatasi diagnosa yang muncul pada klien.

Intervensi suatu tindakan langsung kepada pasien yang dilakukan oleh perawat (Bulechek & Mc. Clockey, 1989).

Rencana tindakan yang perawat akan berikan dengan diagnosis tersebut adalah :

1. Observasi tanda-tanda vital.

2. Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

3. Bersihkan bokong secara perlahan dengan menggunakan sabun non alkohol.

4. Kaji tingkat nyeri.

5. Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.

6. Kaji tingkat kecemasan klien.

L. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk mengatasi diagnosa yang muncul pada klien.

Pelaksanaan dalam mengatasi diagnosa keperawatan adalah :

1. Mengobservasi tanda-tanda vital.

2. Mengkaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

3. Membersihkan bokong secara perlahan dengan menggunakan sabun non alkohol.

4. Mengkaji tingkat nyeri.

5. Mengkaji tingkat pendidikan keluarga klien.

6. Mengkaji tingkat kecemasan klien.

M. Evaluasi

1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.

3. Integrasi kulit kembali normal.

4. Rasa nyaman terpenuhi.

5. Pengetahuan meningkat.

6. Cemas pada klien teratasi.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Dasar

Identitas Pasien

Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2009 masuk hari Selasa jam 02.30

Nama : An. E

Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 27 Oktober 2007

Alamat : Banjarwaru Rt 04/05

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Wanita

Suku Bangsa : Jawa (Indonesia)

Identitas Keluarga

Nama : Ny. Salimah

Tempat Tanggal Lahir : 1 Januari 1977

Alamat : Banjarwaru Rt 04/05

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Kawin

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Wanita

Suku Bangsa : Jawa (Indonesia)

Riwayat Klinis

a. Riwayat Klinis Penyakit Terdahulu (RPD)

(-)


b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Anak E mengalami BAB cair 1 hari lebih dari 10 x yang normalnya anak E 1 x / hari. BAB cair, bau, warna kuning pekat.

Pemeriksaan fisik

- Suhu : 37o C

- Berat badan menurun

- KU : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

- Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih.

- Mata : normal

- Sistem pencernaan : mukosa mulut kering

- Distensi abdomen peristaltik meningkat > 35 x/menit, nafsu makan menurun, mual, muntah.

- Sistem pernapasan : pernapasan cepat 40 x/menit karena asidosis metabolik (kontraksi otot pernapasan)

- Sistem kardiovasculer : nadi cepat.

- Rambut normal

- Data penunjang (-)


Pola Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Sebelum sakit : ibu pasien menyadari bahwa kesehatan sangat penting bagi anaknya. Ketika anaknya sakit ibu langsung membawa anaknya ke bidan / dokter.

Setelah sakit : ibu pasien membawa ke bidan tetapi tidak ada perubahan maka ibu pasien membawa anaknya ke RS untuk mendapatkan perawatan yangg dibutuhkan anaknya.

2. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : pola makan 3x/ hari 1 porsi selalu habis.

Setelah sakit : pola makan menurun 1 porsi tidak habis

3. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : BAB 1x/hari normal BAK ≥ 3x/hari

Setelah sakit : BAB ≥ 10 x/hari cair, lendir BAK 3x/hari

4. Pola Aktifitas dan Istirahat

Sebelum sakit : aktifitas aktif seperti biasa anak-anak lainnya.

Setelah sakit : terpasangnya infus di tangan kiri aktifitasnya terganggu dengan penyakitnya sekarang dan aktifitas di Rumah Sakit banyak dibantu oleh ibunya.

5. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit : sebelum sakit pasien bisa tidur malam ≥ 9-10 jam / hari dan pasien bisa tidur siang 2 jam/hari.

Setelah sakit : pasien susah tidur karena pola eliminasi tidak normal dan suhu badan tinggi tidur malam ± 6-7 jam/hari tidur siang hanya kadang.


6. Pola Persepsi Kognitif

Sebelum sakit : panca indra dan daya ingat pasien masih berfungsi dengan baik.

Setelah sakit : panca indra dan daya tahan tubuh pasien mengalami penurunan.

7. Pola Persepsi diri dan konsep diri

Keluarga menerima keadaan pasien saat ini dan menerima keadaan sakit. Ibu dan keluarga berharap mendapat pengobatan terhadap penyakitnya. Sakit segera sembuh dan segera pulang ke rumah.

8. Pola peran dan hubungan

Sebelum sakit : klien tidak merasa takut kepada orang lain / orang belum dikenal.

Setelah sakit : klien merasa takut kepada orang yang belum dikenal dan klien menjadi rewel.

9. Pola sexual (-)

10. Pola koping dan toleransi (-)

11. Pola nilai dan keyakinan

Pasien beragama Islam karena pasien masih anak jadi ibu pasien yang selalu membimbingnya dan mengajarinya doa-doa yang sering dilakukan pada saat di rumah.

Prioritas Keperawatan

1. Menyeimbangkan input dan output cairan.

2. Menyeimbangkan pola nutrisi kepada keluarga.

3. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang masalah penyakit yang dialami sekarang.


B. Analisa Data

No

Data Focus

Etiologi

Problem

1.

2.

3.

4.

DS : ibu pasien mengatakan BAB ≥ 10 x/hr

DO : Integritas kulit kering

Pasien tampak lemas

DS : Ibu pasien mengatakan tidak nafsu makan

DO : pola makan turun 1 porsi tidak habis

- Pasien tampak pucat

- Terpasang infus RL di tangan kiri

DS : Ibu pasien mengatakan bila BAB dan dicebokin nangis

DO : terlihat merah di daerah anus

- Pasien tampak rewel

DS : Ibu pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit diare

DO : -

Ketidakseimbangan input dan output

Anoreksia

Iritasi yang disebabkan oleh peningkatan f. BAB

Kurangnya informasi tentang kesehatan

Kekurangan cairan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Kerusakan integritas kulit

Kurangnya pengetahuan


C. Diagnosa Keperawatan

- Kekurangan cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output.

- Pola nutrisi berhubungan dengan anoreksia.

- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan oleh peningkatan frekuensi BAB.

- Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi kesehatan.

D. Intervensi

No

Hari/Tanggal

DX

Rencana Tujuan

Rencana Tindakan

1.

28 April 2009

I

II

III

IV

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan defisit cairan dan elektrolit teratasi dengan kriteria hasil

- Tanda-tanda dehidrasi tidak ada.

- Mukosa mulut dan bibir lembab.

- Balan cairan seimbang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi dengan kriteria hasil :

- Intake nutrisi klien meningkat.

- Diet habis 1 porsi yang disediakan.

- Mual muntah tidak ada.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan gangguan integrasi kulit teratasi dengan kriteria hasil :

- Integritas kulit kembali normal

- Iritasi tidak ada

- Tanda-tanda infeksi tidak ada

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pengetahuan keluarga meningkat dengan kriteria hasil :

- Keluarga pasien mengerti dengan proses penyakit klien.

- Expresi wajah tenang.

- Keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

- Observasi tanda-tanda vital.

S : 370C

N : 95 x/menit

A : 30 x/menit

- Observasi tanda-tanda dehidrasi.

- Ukur input dan output cairan.

- Anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 ml per hari

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan.

- Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

- Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

- Timbang BB klien

- Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.

- Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi dan auskultasi)

- Berikan diit dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diit klien.

- Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan.

- Tirah baring

- Ganti popok anak jika basah

- Bersihkan anus perlahan sabun nol alkohol

- Beri zalp seperti Zinc Oksida bila terjadi iritasi pada kulit.

- Observasi anus dan periniu dari infeksi.

- Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan.

- Kaji tingkat pendidikan keluarga klien

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

- Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.

- Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengerti.

- Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan.


E. Implementasi

No

Hari/Tanggal

DX

Implementasi

Respon Pasien

1.

2.

3.

4.

28 April 2009

I.1

I.2

I.3

I.4

II.1

II.2

III.1

III.2

III.3

IV.1

IV.2

Mengobservasi TTV

Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi

Menganjurkan keluarga untuk meberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 ml/hari

Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan.

Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Mengganti popok jika basah

Membersihkan bokong

Observasi bokong dan perinium dari infeksi.

Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

Melibatkan keluarga dalam tindakan

- TTV

S : 370C

N : 95 x/menit

A : 40 x/menit

- Integritas kulit kering

- Mukosa mulut kering

- Pasien minum 3 gelas/hr habis

- Jenis cairan infus RL 20 tts / menit

- Jenis obat Laktobacilus 3 x/hari.

- Jenis obat injeksi primperan bolus / 8 jam

- Pasien makan habis 2 – 3 sendok.

- Jenis diit bubur gula 1 hari 3 kali

- Pasien kooperatif

- Pasien rewel

- Pasien rewel

- Keluarga belum tahu tentang penyakit Gastroentritis

- Keluarga kooperatif

1.

29 April 2009

I.1

I.2

I.3

I.4

II.1

II.2

III.1

III.2

III.3

IV.1

IV.2

Mengobservasi TTV

Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi

Menganjurkan keluarga untuk meberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 ml/hari

Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan.

Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Mengganti popok jika basah

Membersihkan bokong

Observasi bokong dan perinium dari infeksi.

Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

Melibatkan keluarga dalam tindakan

- TTV

S : 370C

N : 80 x/menit

A : 30 x/menit

- Integritas kulit membaik

- Mukosa mulut membaik

- Pasien minum 3 gelas/hr habis

- Jenis cairan infus RL 20 tts / menit

- Jenis obat Laktobacilus 3 x/hari.

- Jenis obat inj primperan perbolus / 8 jam

- Pasien makan habis 3 sendok.

- Jenis diit bubur gula 3 kali sehari

- Pasien kooperatif

- Pasien rewel

- Pasien rewel

- Keluarga cukup tahu tentang penyakit Gastroentritis

- Keluarga kooperatif

1.

30 April 2009

I.1

I.2

I.3

I.4

II.1

II.2

III.1

III.2

III.3

IV.1

IV.2

Mengobservasi TTV

Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi

Menganjurkan keluarga untuk meberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 ml/hari

Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan.

Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Mengganti popok jika basah

Membersihkan bokong

Observasi bokong dan perinium dari infeksi.

Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

Melibatkan keluarga dalam tindakan

- TTV

S : 360C

N : 80 x/menit

A : 30 x/menit

- Integritas kulit normal

- Mukosa mulut normal

- Pasien minum 4 gelas/hr habis

- Jenis cairan infus RL 20 tts / menit

- Jenis obat Laktobacilus 3 x/hari.

- Pasien makan habis ½ porsi

- Jenis diit bubur gula 3 kali sehari

- Pasien kooperatif

- Pasien kooperatif

- Pasien tidak rewel

- Keluarga mengetahui tentang penyakit Gastroentritis

- Keluarga kooperatif

F. EVALUASI

No

Hari/Tanggal

DX

Catatan Perkembangan

1.

28 April 2009

I

II

III

IV

S : Ibu pasien mengatakan BAB ≥ 10 x/hari

O : integirtas kulit kering

- Pasien tampak lemas

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

- Observasi TTV

- Observasi tanda-tanda dehidrasi

- Anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak.

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.

S : Ibu pasien mengatakan tidak nafsu makan

O : pasien tampak pucat

- Terpasang infus RL di tangan kiri.

A : masalah belum teratasi

P : - berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tetapi sering

- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

S : Ibu pasien mengatakan bila BAB dan dicebokin menangis.

O : terlihat merah di daerah anus

- Pasien tampak rewel

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

- Mengganti popok jika basah

- Membersihkan bokong

- Observasi bokong dan perinium dari infeksi.

S : Ibu pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit diare.

O : -

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

- Melibatkan keluarga dalam tindakan.

2.

29 April 2009

I

II

III

IV

S : Ibu pasien mengatakan BAB ≥ 5 x/hari

O : - pasien tampak lemas

- integritas kulit kering

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

- Observasi TTV

- Observasi tanda-tanda dehidrasi

- Anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak.

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan.

S : Ibu pasien mengatakan porsi makan bertambah

O : Porsi makan habis ½ porsi

A : masalah sudah teratasi

P : Hentikan intervensi

S : Ibu pasien mengatakan bila BAB dan dicebokin tidak menangis.

O : pasien kooperatif

A : masalah sudah teratasi

P : Hentikan intervensi.

S : Ibu pasien mengatakan cukup mengetahui penyakit diare.

O : -

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga

- Melibatkan keluarga dalam tindakan.

3.

30 April 2009

I

II

III

IV

S : Ibu pasien mengatakan normal (padat)

O : muka pasien tampak segar

A : masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

S : Ibu pasien mengatakan nafsu makan bertambah

O : Porsi makan habis

A : masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

S : Ibu pasien mengatakan bila BAB dan dicebokin tidak menangis.

O : pasien kooperatif

A : masalah sudah teratasi

P : Hentikan intervensi.

S : Ibu pasien mengatakan cukup mengetahui penyakit diare.

O : -

A : masalah sudah teratasi

P : Hentikan intervensi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama Penulis melakukan Tindakan Keperawatan pada klien An E dengan Gastroentritis yang teratasi antara lain :

- Kekurangan cairan

- Pola nutrisi

- Kurangnya pengetahuan keluarga

B. Saran

Setelah penulis melakukan kerja lapangan penulis memberikan saran kepada institusi-institusi yang berkaitan antara lain :

1. Bagi Rumah Sakit

- Perlengkapan alat-alat kesehatan masih sangat kurang dan kurang memadai alangkah lebih baiknya segera dilengkapi.

- Ruangan IGD sebaiknya direnovasi dan diperbesar supaya lebih nyaman untuk melakukan tindakan keperawatan.

- Setiap ruangan diberi kipas angin khususnya di ruang IGD.

2. Bagi Keluarga

Untuk mengantisipasi timbulnya penyakit Gastroentritis maka keluarga menjaga kebersihan dan memberikan pola makan yang teratur dan sehat supaya tidak terulang kejadian Gastroentritis.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Disediakan perpustakaan yang memadai dan besar yang mepunyai buku penunjang berbagai pengetahuan tentang berbagai macam penyakit dan ruangan tersebut yang bagus dan mempunyai peralatan-peralatan yang lengkap.

4. Bagi Profesi

Semoga dapat memberikan masukan yang membangun dalam kemajuan profesi keperawatan.

5. Bagi Institusi RS/PKU Muhammadiyah

Dalam melakukan tindakan keperawatan lebih profesonal lagi.

6. Bagi Penulis

Penulis dalam memberikan asuhan keperawatan Gastroentritis supaya dapat menganalisis dalam penerapan teori-teori yang telah diperoleh di lembaga pendidikan.

7. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat lebih waspada dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengetahui tentang penyakit diare dan cara pencegahan timbulnya penyakit diare.


DAFTAR PUSTAKA

Betz Cecily I. Sowden Linda A. 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatik, Jakarta, EGC.

Sachasin Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa : Manurang RF Jakarta.

Arjatmo T. 2001. Keadaaan gawat yang mengancam jiwa, Jakarta Gaya Baru.

http://Ilmukeperawatan.com/asuhan_keperawatan_diare.html.

0 komentar:

Posting Komentar